Eva Nur Arovah dan Nurhata
Salah satu kenyataan penting dalam sejarah perkembangan pesantren adalah peran pesantren sebagai pusat pemikiran keagamaan sekaligus menjadi pusat skriptoriumatau tradisi literasi. Berbagai teks tariqat, tafsir, fikih, Tasawuf, publikasi majalah, brosur keagamaan, dan lainnya yang dihasilkan pesantren seolah menegaskan kenyataan tersebut. Tulisan ini membahas tentang perjalanan sejarah pesantren-pesantren di Cirebon sebagai penghasil dan pemasok naskah-naskah (manuscripts) keagamaan, yang berlangsung sejak abad ke-17 dan mengalami peningkatan tajam pada abad ke-18 hingga abad ke-19.
Menjadi beralasan pula jika kemudian dari 147 naskah keagamaan yang saat ini menjadi koleksi keraton-keraton Cirebon, beberapa di antaranya disusun oleh ulama-ulama pesantren. Sisanya menyebar pada beberapa tempat atau menjadi milik pribadi dan tidak sampai pada kalangan pesantren atau santri.
Berangkat dari asumsi bahwa secara historis pesantren-pesantren di Cirebon memiliki posisi penting dalam tradisi literasi Cirebon, tulisan ini bertujuan untuk menjelaskan peran pesantren dalam tradisi literasi Cirebon yang tidak boleh diabaikan, juga persebaran serta keberadaan naskah-naskah keagamaan tersebut.
Mengingat begitu pentingnya tradisi literasi dalam menciptakan masyarakat yang terdidik, pertanyaan berikutnya yang harus dijawab adalah bagaimana dan tantangan apa saja yang akan dihadapi dalam upaya menghidupkan kembali tradisi literasi di kalangan pesantren.
link: https://drive.google.com/file/d/1YQ5JBWFnPxkIsl-mOerRPDjdFAiDRwzl/view?usp=sharing
Salah satu kenyataan penting dalam sejarah perkembangan pesantren adalah peran pesantren sebagai pusat pemikiran keagamaan sekaligus menjadi pusat skriptoriumatau tradisi literasi. Berbagai teks tariqat, tafsir, fikih, Tasawuf, publikasi majalah, brosur keagamaan, dan lainnya yang dihasilkan pesantren seolah menegaskan kenyataan tersebut. Tulisan ini membahas tentang perjalanan sejarah pesantren-pesantren di Cirebon sebagai penghasil dan pemasok naskah-naskah (manuscripts) keagamaan, yang berlangsung sejak abad ke-17 dan mengalami peningkatan tajam pada abad ke-18 hingga abad ke-19.
Menjadi beralasan pula jika kemudian dari 147 naskah keagamaan yang saat ini menjadi koleksi keraton-keraton Cirebon, beberapa di antaranya disusun oleh ulama-ulama pesantren. Sisanya menyebar pada beberapa tempat atau menjadi milik pribadi dan tidak sampai pada kalangan pesantren atau santri.
Berangkat dari asumsi bahwa secara historis pesantren-pesantren di Cirebon memiliki posisi penting dalam tradisi literasi Cirebon, tulisan ini bertujuan untuk menjelaskan peran pesantren dalam tradisi literasi Cirebon yang tidak boleh diabaikan, juga persebaran serta keberadaan naskah-naskah keagamaan tersebut.
Mengingat begitu pentingnya tradisi literasi dalam menciptakan masyarakat yang terdidik, pertanyaan berikutnya yang harus dijawab adalah bagaimana dan tantangan apa saja yang akan dihadapi dalam upaya menghidupkan kembali tradisi literasi di kalangan pesantren.
link: https://drive.google.com/file/d/1YQ5JBWFnPxkIsl-mOerRPDjdFAiDRwzl/view?usp=sharing
Advertisement
EmoticonEmoticon