Macan Ali: Macan Sang Hyang Widhi

- 21.12
advertise here
advertise here
oleh Nurhata

Macan Ali, istilah yang popular di kalangan masyarakat Cirebon dan sekitarnya. Ada yang mengartikannya dengan menggunakan logika kiratabasa, yaitu Macaen Ali. Macaen Ali artinya 'bacalah Ali' -fiil amar, seruan kepada hamba Allah untuk membaca. Ini sama dengan ayat Alquran yang pertama kali diturunkan di Gua Hira, iqra 'bacalah'.

Istilah Ali memiliki arti sesuatu yang paling hebat, paling agung, atau paling besar. Dengan demikian, Macan Ali atau bacalah Ali, adalah perintah untuk membaca sesuatu yang terhebat, teragung, atau tertinggi. Sesuatu itu adalah kitab suci Alquran.

Suatu manuskrip Cirebon menyebutkan istilah Macan Widhi. Secara etimologis, Macan di sini berarti macan atau harimau, sedangkan widhi berarti Esa (Tuhan). Saya membayangkannya, Tuhan duduk di singgasana, dengan didampingi seekor macan besar di bawahnya (sebelah kiri atau kanan), yang bersiap menunggu perintah-Nya.

Demikian cara para leluhur membayangkan eksistensi Tuhan pada singgasananya. Tentu saja ini bukan makna denotatif. Tampaknya, konsep teologis pra-Islam masih berpengaruh kuat terhadap alam kognisi masyarakat (khususnya Cirebon).

Secara eksplisit, konteks Macan Widhi di atas merujuk pada Ali, sahabat dan menantu Gusti Kanjeng Nabi Muhammad. Jadi, yang disebut dengan Macan Ali adalah kedudukan sahabat Ali, yang diibaratkan seperti seekor macan yang selalu setia mendampingi Tuhan.

Wallahua'lam bissawab.

Advertisement advertise here


EmoticonEmoticon

 

Start typing and press Enter to search